Rabu, November 04, 2009

Yang Tersembunyi Di Balik Semesta

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary"Allah swt. Maha Mengetahui sesungguhnya dirimu tidak sabar untuk menyaksikanNya, maka Allah swt mempersaksikan padamu apa yang tampak dariNya."
Anda semua memang tidak sabar untuk segera memandang Allah Ta’ala, dan

Allah swt, Maha Tahu itu semua, lalu Dia menampakkan ciptaanNya padamu. Anda bisa memandang yang tersembunyi di balik ciptaanNya, maka di sanalah ada aktivitas Illahi, Asma’ dan SifatNya, lalu anda bisa memandangNya dengan Mata Hati. Namun mata kepala terbatas pada ciptaanNya belaka. Itulah yang disebut dengan memandang dibalik hijab. Suatu karomah kemuliaan bagimu sekaligus sebagai pertolonganNya padamu, dimana anda tidak terhijab dariNya di dunia ini.

Dalam hikmah-hikmah terdahulu Ibnu Athaillah As-Sakandary, bahkan mengurai panjang lebar mengenai tidak adanya alasan, seseorang untuk menegaskan bahwa Allah itu terhijab oleh segala sesuatu, karena Allah swt menyertai segala sesuatu, Ada sebelum segala sesuatu ada, bersama segala sesuatu, dan segala sesuatu menuju kepadaNya, kembali kepadaNya, hanya bagiNya. Dia adalah Satu-satunya, dan Dia adalah Yang Maha Dekat dibanding segalanya.

Karena itu beliau juga melanjutkan:
"Ketika Allah swt, Mengetahui adanya kebosanan darimu, maka Allah swt, memberikan ragam warna taat kepadamu. Dan Allah swt, Maha Tahu adanya ambisi dalam dirimu, maka Allah swt membatasinya bagimu dalam sebagian waktu, agar hasratmu adalah menegakkan sholat, bukan wujudnya sholat. Karena tidak setiap orang yang sholat itu adalah penegak sholat."

Manusia itu punya sifat pembosan, rasa berat, rasa sembrono, dan sekaligus punya ambisi. Namun semua itu merupakan tanda akan kelemahan manusia. Oleh sebab itu Allah swt, memberikan ragam dan macam ibadah, dengan waktu yang berbeda, bentuk ibadah yang berbeda pula, agar setiap perpindahan dari satu macam ibadah ke ragam lainnya, tetap bernilai ubudiyah kepada Allah swt.

Namun manusia punya ambisi berlebihan. Karena itu pula Allah memberikan batas-batas waktu agar nikmat Allah swt, terus berlangsung. Dua nikmat dalam peragaman ibadah dan pembatasan waktu ibadah, adalah wujud Kasih SayangNya kepadamu.

Bosan dan ambisi adalah dua sifat yang berbahaya bagi hamba Allah Ta’ala, karena jika dibiarkan akan memanjakan hawa nafsu dan semakin menjauhkan dari Allah swt.

Dengan demikian orientasi para hamba bukan pada wujud ibadahnya, wujud sholatnya, tetapi pada penegakan sholatnya. Tidak semua orang sholat benar-benar menjadi "penegak sholat". Muqimus-sholat berarti menegakkan melalui pemeliharaan lahir batin, hanya Lillahi Ta’ala. Tidak ada bayangan, gambaran, atau imajinasi, bahkan pikiran kemana-mana, selain hanya Allah Ta’ala saja. Itulah sang penegak sholat.



Tersesat di Sorga

Seorang pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Qur’an, berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk syurga dengan tumpukan amalnya.
Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari.
“Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan…”
“Apa yang sudah anda lakukan?”
“Amal ibadah bekal bagi syurga saya nanti…”
“Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?”
Pemuda itu diam…lalu berkata,
“Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?”

“Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?”
“Saya sendiri…hmmm….”
“Jadi kamu mau masuk syurga sendiri dengan amal-amalmu itu?”
“Jelas dong tuan…”
“Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke syurga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat disana…”
Pemuda itu terkejut bukan main atas ungkapan Sang Sufi. Pemuda itu antara marah dan diam, ingin sekali menampar muka sang sufi.
“Mana mungkin  di syurga ada yang tersesat. Jangan-jangan tuan ini ikut aliran sesat…” kata pemuda itu menuding Sang Sufi.
“Kamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi saya….”
“Toloong diperjelas…”

“Begini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak oleh Allah bagaimana?”
“Lho kenapa?”
“Siapa tahu anda tidak ikhlas dalam menjalankan amal anda?”
“Saya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan saya masih saya ingat semua…”
“Nah, mana mungkin ada orang yang ikhlas, kalau masih mengingat-ingat amal baiknya? Mana mungkin anda ikhlas kalau anda masih mengandalkan amal ibadah anda?
Mana mungkin anda ikhlas kalau anda sudah merasa puas dengan amal anda sekarang ini?”

Pemuda itu duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayang bagaimana soal tersesat di syurga, soal amal yang tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas.
Dalam kondisi setengah frustrasi, Sang sufi menepuk pundaknya.
“Hai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu cukup istighfar saja. Kalau kamu berambisi masuk syurga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Tuan Pemilik dan Pencipta syurga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu anda tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah anda seperti orang linglung atau orang yang bahagia?”
“Saya harus bagaimana tuan…”

“Mulailah menuju Sang Pencipta syurga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu. Amalmu bukan tiket ke syurga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridlo dan rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnya…”
Pemuda itu semakin bengong antara tahu dan tidak.
“Begini saja, anak muda. Mana mungkin syurga tanpa Allah, mana mungkin neraka bersama Allah?”
Pemuda itu tetap saja bengong. Mulutnya melongo seperti kerbau ( Source: Sufinews.com)

Minggu, September 20, 2009

Mohon Maaf Lahir dan Bathin

KEPADA KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT:
KAMI DARI PANITIA PEMBANGUNAN MASJID JAMI' BAITURRAHIM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA 'IDUL FITRI 1 SYAWAL 1430 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN. SEMOGA AMAL KITA SELAMA BULAN PUASA DITERIMA OLEH ALLAH SWT DAN DOSA-DOSA KITA DIAMPUNI.AMIN YA ROBBAL'ALAMIN

Selasa, September 15, 2009

Apa yang paling... di dunia ini?


Suatu hari Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu Imam al-Ghozali bertanya kepada murid-muridnya tersebut :

1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini...? Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabat, Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua itu benar, tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "KEMATIAN". Sebab itu sudah janji Allah swt bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran 185), lalu Imam al-Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.

2. Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini...? Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari dan bintang. Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan benar, tetapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Sebab bagaimanapun, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

3. Apa yang paling besar di dunia ini...? Murid-muridnya menjawab gunung, bumi, matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam al-Ghazali, tetapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (al-A'raf 179). Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai membawa kita ke neraka.

4. Apa yang paling berat di dunia...? Murid-muridnya ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban kalian benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH" (al-Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan Malaikat semua tidak mampu ketika Allah swt meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah swt, sehingga banyak dari mereka yang masuk ke dalam neraka karena tidak bisa memegang amanahnya.

5. Apa yang paling ringan di dunia ini...? Murid-muridnya ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "MENINGGALKAN SHaLAT". Karena kesibukan dan pekerjaan, manusia dapat meninggalkan shalat.

6. Apakah yang paling tajam di dunia ini...? Murid-muridnya menjawab serentak, Pedang.… "Benar!" kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" karena dengan lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan perasaan saudaranya sendiri.


Rabu, September 09, 2009

PENGUNJUNG TERAKHIR

 
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!! Pengunjung ini datang untuk misi penting dan terbatas serta dalam masalah terbatas. Kamu dan keluargamu bahkan seluruh penduduk bumi ini tidak akan mampu menolaknya dalam merealisasikan misinya tersebut!

Kalau pun kamu tinggal di istana-istana yang menjulang, berlindung di benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, mendapatkan penjagaan dan pengamanan yang super ketat, kamu tidak dapat mencegahnya masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!!

Untuk menemuimu, ia tidak butuh pintu masuk, izin, dan membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Ia datang kapan saja waktunya dan dalam kondisi bagaimanapun; dalam kondisimu sedang sibuk ataupun sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang bepergian atau pun tinggal di tempatmu.!!

Saudaraku! Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia tidak bisa terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh jeritanmu dan perantara yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu kesempatan untuk mengevaluasi perhitungan-perhitunganmu dan meninjau kembali perkaramu! Kalau pun kamu berusaha memberinya hadiah atau menyogoknya, ia tidak akan menerimanya sebab seluruh hartamu itu tidak berarti apa-apa baginya dan tidak membuatnya mundur dari tujuannya!

Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia menginginkanmu seutuhnya bukan separoh badanmu! Ia ingin membinasakanmu! Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan mematikan tubuhmu! Dia lah malaikat maut!!! Alloh subhanahu wataĆ¢€™ala berfirman, yang artinya: Katakanlah, ˜Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.? (QS: As-Sajadah: 11)


Kamis, September 03, 2009

Kau Ambil Satu Dan Kau Sisakan Satu


Salah seorang tabiin yang bernama Urwah bin Zubair ra terluka salah satu kakinya dan membusuk. Seorang tabib berkata kepadanya, “Kakimu yang membusuk ini harus dipotong”. Mendengar saran seorang tabib itu Urwah bin Zubair pun merasa pasrah.

Ketika tabib itu hendak memotong salah satu dari kakinya yang membusuk, tabib menyarankanya agar ia dibius terlebih dahulu agar tidak merasakan sakit ketika dipotong. Urwah bin Zubair berkata kepada tabib tersebut, “..aku tetap akan merasa kesakitan, lebih baik potonglah kakiku ketika aku sedang shalat, karena jika aku sedang shalat di benakku tak ada apapun kecuali khusyu` di hadapan Sang Ilahi. Maka, jika kau potong kakiku ketika aku shalat, niscaya aku tak akan merasakan sakitnya”.

Ketika Urwah bin Zubair melaksanakan shalat, sang tabib kemudian memotong kakinya dan Urwah bin Zubair pun tak bergerak dan tidak merasa kesakitan. Setelah kakinya dipotong, ia pun pulang kerumahnya dengan sahabat-sahabatnya yang membantunya untuk berjalan. Sesampainya di rumah, ia duduk dan meletakan kakinya yang terpotong di depanya, ia pun memanggil anaknya yang berada di dalam kamar.

Namun anaknya tidak menjawab panggilanya. Urwah bin Zubair merasa heran dan memerintahkan kepada salah seorang sahabatnya untuk melihat anaknya di dalam kamar.

kemudian salah seorang sahabat Urwah masuk ke dalam kamar anaknya dan melihat anaknya telah meninggal karena jatuh dari tangga. Sahabat itu langsung bergegas untuk mengabarkan kepada Urwah apa yang terjadi pada anaknya.

Ketika mendengar anaknya meninggal dunia dan ia pun baru saja mendapat musibah dengan dipotongnya salah satu kakinya, ia tetap bersabar dan menerima seluruh cobaan itu dengan lapang dada dan ikhlas.

Kemudian Urwah bin Zubair mengambil kakinya yang terpotong seraya berkata, “..Ya Allah, Engkau telah mengkaruniaiku dua kaki, dan saat ini telah Kau ambil satu darinya dan Kau sisakan satu darinya, maka aku bersyukur kepada-Mu yang telah mengambil salah satu dari kakiku dan menyisakan satu untukku. Ya Allah.. Engkau telah mengkaruniaiku dua orang anak, dan saat ini telah Kau ambil salah seorang dari mereka, dan Engkau sisakan salah seorang dari mereka, maka aku bersyukur atas anakku yang telah Kau ambil dan yang Kau sisakan”.

Setelah itu Urwah pun membungkus kakinya dan menguburkanya seraya berkata, “..Aku bersyukur kepada Allah SWT, sesungguhnya kaki yang aku kuburkan ini tidak pernah aku gunakan untuk berjalan ke tempat yang dimurkai-Nya”..


Dokumentasi Pelaksanaan Pembangunan sampai tanggal 3 Sept 2009

Pekembangan Pembangunan Masjid Jami Baiturrahim Sampai tanggal 3 September 2009


Pembongkaran Dinding sebelah selatan dan tempat Imam


Pembongkaran Dinding sebelah Utara dan tempat Imam


Pemasangan Kusen Pintu Untuk Ruang Utama Jamaah/Makmum


Proses Pemasangan Bata Untuk Tempat Imam



Pembongkaran dinding sebelah selatan

Lapar Adalah Sifat Kaum Shalihin


Suatu ketika, adalah salah seorang yang sedang berjalan di malam hari melewati rumah-rumah penduduk yang telah lelap dalam tidurnya. Kemudian ia mendengar dari salah satu rumah tersebut tangisan anak kecil.

Ia pun kemudian mencari dari mana arah suara tersebut datang. Ternyata tangisan anak kecil tersebut dari salah satu rumah seorang fakir miskin. Ia kemudian mendekat dan mengetuk pintu rumah tersebut.

Tangisan itu semakin jelas ia dengar. Beberapa saat setelah ia mengetuk pintu, seorang anak kecil yang baru berusia lima tahun membukakan pintu. Ia membuka pintu sambil menangis.

“..apakah kau menangis karena lapar duhai anakku..?” Tanyanya kepada anak kecil tersebut.

Anak kecil itu kemudian menjawab, “..bukan. Aku menangis karena bersyukur kepada Allah. Lapar adalah salah satu sifat orang-orang shalih yang derajatnya dimuliakan oleh Allah swt. Dan aku sangat bersyukur karena diusiaku yang masih kanak-kanak ini dan aku tidak memiliki amalan apapun, namun Allah swt memberikan kepadaku sifat orang yang shalih, yaitu LAPAR..”. (Sumber Raudhatul Musthofa )

Rabu, September 02, 2009

Pohon Apel dan Anak Kecil

Kami memposting dari beberapa situs semoga dengan cerita ini bisa menjadikan iktibar/hikmah bagi kita semua :
Diambil dari Raudhatul Musthofa
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.

Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya."Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel."Aku sedih," kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel."Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Semoga Allah menjadikikan kita anak-anak yang birrul walidayn..


Minggu, Agustus 30, 2009

Rencana Anggaran Biaya

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBANGUNAN

MASJID JAMI' BAITURRAHIM

DESA JATISABA KECAMATAN PURBALINGGA

KABUPATEN PURBALINGGA













No Uraian Pekerjaan Jumlah

A. Pekerjaan Persiapan Rp. 10.500.000

B. Pekerjaan Tanah Rp. 6.000.000

C. Pekerjaan Pondasi dan Struktur Beton Rp. 261.435.000

D. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Rp. 48.200.000

E. Pekerjaan Atap Rp. 77.100.000

F. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Gantungan / Kunci-kunci Rp. 97.217.500

G. Pekerjaan Plafond Rp. 29.937.000

H. Pekerjaan Lantai ( Marmer ) dan Keramik Rp. 81.500.000

I. Pekerjaan Instalasi Listrik Rp. 7.500.000

J. Pekerjaan Pengecatan Rp. 10.000.000

K. Pekerjaan Plumbing dan Sanitair Rp. 14.500.000

L. Pekerjaan Desain Interior, Pagar dll. Rp. 75.870.000

M. Tenaga Kerja ( 25% ) Rp. 179.939.875

N. Cadangan Pekerjaan Lain-lain ( 5% ) Rp. 35.987.975

Total Rp. 935.687.350

Dibulatkan Rp. 935.700.000

Sembilan Ratus Tiga Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Rupiah



Rabu, Agustus 19, 2009

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID JAMI BAITURRAHIM DESA JATISABA KECAMATAN PURBALINGGA

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID

“JAMI’ BAITURRAHIM”

DESA JATISABA KECAMATAN PURBALINGGA

KABUPATEN PURBALINGGA

 

                        

I.        PENDAHULUAN

1.      Dasar Pemikiran dan Pedoman

Pembangunan manusia seutuhnya adalah pembangunan yang ditinjau dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik, mental dan sosial. Pembangunan fisik lebih dekat kaitannya dan sangat mudah diukur dengan melihat kehadiran bentuk fisik dari obyek yang dibangun. Sedangkan pembangunan mental atau rohani lebih sukar diukur secara kasat mata. Namun demikian pembangunan fisik harus selalu seimbang dengan pembangunan mentalnya. Sebagai salah satu contoh aktifitas pembangunan fisik adalah dengan bermunculannya gedung – gedung pencakar langit dan kawasan – kawasan industri baru yang bertujuan untuk menfasilitasi dan mempercepat laju pertumbuhan yang bersifat fisik khususnya dalam hal perekonomian. Dengan demikian salah satu wujud ungkapan langkah nyata dalam kegiatan pembangunan mental spiritual yang sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang bersifat keagamaan adalah tentunya juga dengan melakukan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sebagai media untuk mendukung setiap kegiatan keagamaan tersebut. Salah satu contoh sarana tersebut adalah dengan adanya rumah ibadah.

Membangun rumah ibadah yang sudah dilengkapi dengan prasarana yang sangat memadai merupakan harapan yang tidak mudah diraih namun juga bukan sesuatu hal yang mustahil untuk diwujudkan, apabila ada niat tulus ikhlas ataupun uluran tangan dari umat yang peduli atas kemajuan agamanya. Sebagai umat islam yang peduli terhadap agamanya tentu kita harus mewujudkan sebuah rumah ibadah (sebuah masjid) yang memiliki sarana yang memadai untuk kenyamanan beribadah. Ibadah sebagai salah satu menifestasi kita sebagai hamba ALLAH SWT untuk memperoleh Ridho-Nya dalam hidup ini. Maka peran dan fungsi masjid disini akan menjadi sangat penting. Tak pelak lagi bagi kaum muslimin yang bertaqwa kepada ALLAH SWT, bahwa membangun dan memakmurkan rumah ALLAH SWT tersebut menjadi sebuah kewajiban dimanapun umat islam berada. Sebagaimana Firman ALLAH SWT dalam kitab suci AL Qur’an : 

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.( Q.S. At-Taubah : 18 )

 Dalam sebuah Hadist riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda :

“ Barang siapa membangun masjid karena ALLAH, maka ALLAH akan membangun baginya sebuah istana di surga” 

  1. Latar Belakang

a.       Masjid “Jami’  Baiturrahim “ merupakan masjid yang letaknya sangat strategis karena terletak di tengah Desa Jatisaba dan dipinggir jalan raya. Selain itu, Masjid “ Jami’ Baiturrahim” sebagai tempat ibadah keagamaan seperti Sholat Jum’at, Sholat Tarawih dan peringatan hari-hari besar keagamaan, jumlah jamaah semakin bertambah dan melimpah sehingga tak dapat tertampung di dalam masjid.

b.       Kondisi atap/langit-langit masjid yang sudah rapuh sehingga dapat membahayakan jama’ah dan menjadikan kurang nyaman dalam menjalankan ibadah didalam masjid. Selama ini rehab/perbaikan masjid, baru sekadar dinding dan lantai saja.

c.       Kesiapan Pengurus/Takmir Masjid  dan masyarakat Desa Jatisaba dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan Masjid “Jami’ Baiturrahim”.

d.       Dengan memperhatikan 3 point diatas sudah selayaknya Masjid “ Jami’ Baiturrahim” dikembangkan/direnovasi agar dapat menampung jama’ah sebagaimana mestinya dan menjadi lebih nyaman.

 

  1. Tujuan

Pembangunan Masjid “ Jami’ Baiturrahim” ini bertujuan untuk :

1.       Meningkatkan keimanan dan ketakwaan warga Desa Jatisaba dan sekitarnya

2.       Meningkatkan kualitas ibadah kaum Muslim di Desa Jatisaba dan sekitarnya.

3.       Sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan tentang keagamaan khususnya untuk mendukung program pemberantasan buta membaca Al-qur.an.

4.       Sebagai tempat menyambung tali silaturrahim dan lebih mempererat ukhuwah islamiyah bagi kaum muslim warga Desa Jatisaba dan sekitarnya

5.       Sebagai sarana dakwah dalam penegakan amal makruf nahi munkar

 

  1. Target Pencapaian Pembangunan

Melalui proposal pembangunan masjid “Jami Baiturrahim” ini diharapkan mendapatkan target pencapaian hasil pembangunan sebagai berikut :

1.       Perluasan bangunan fisik Masjid

2.       Fasilitas penunjang seperti : tempat wudhu, perpustakaan dan ruang Takmir Masjid

3.       Target pencapaian yang diharapkan ini tentunya mudah-mudahan merupakan sesuatu yang benar-benar dapat terealisasi, demi kekhusu’an dan kenyamanan dalam beribadah nantinya.

 

II.     RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN

Agar pembangunan Masjid “Jami’ Baiturrahim” Desa Jatisaba  ini berjalan dengan baik dan skematis, maka disusunlah rencana kegiatan pembangunan masjid tersebut. Berikut tahapan - tahapan umum dari rencana kegiatan pembangunan Masjid “Jami’ Baiturrahim” :

1.       Pembentukan Panitia Pembangunan Masjid

2.       Penyusunan proposal dan surat - surat pendukung rencana kegiatan pembangunan

3.       Penyerahan proposal kepada para Donatur

4.       Penggalangan dana pendukung kegiatan pembangunan Masjid

5.       Pembangunan fisik Masjid

6.       Proses instalasi pendukung Masjid ( Listrik & Air )

7.       Evaluasi kegiatan pembangunan Masjid

Untuk rencana kegiatan pembangunan yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran proposal.

 

III.         Susunan Panitia Pembangunan Masjid

Susunan  kepanitian terlampir

  

IV.   Sumber Dana

Kepada para donatur/ dermawan yang berkeinginan menyalurkan amal sodaqoh, infak, zakat dan hibah dapat disalurkan melalui :

 

Nama               : Panitia Masjid Jami’ Baiturrahim

No Rek             : 237.700.3849 / Bank Syariah Mandiri Cab. Purbalingga

 

Nama               : Tarisun – Firman Haryadi, SPd

No Rek             : 097.031.8330 / Bank Central Asia ( BCA ) Cab. Purbalingga

  

V.      Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya (RAB ) Terlampir

 

VI.   Rencana Gambar / Konstruksi

Rencana Gambar / Konstruksi terlampir

 

VII. Penutup

Tidaklah ALLAH SWT itu tidur dan Maha Mengetahui, tidak ada satu perbuatan kita yang luput dari ALLAH SWT. Sehingga sekecil apapun perbuatan baik dan amal soleh setiap manusia di atas muka bumi ini akan memperoleh ganjaran pahala yang dilipat gandakan oleh ALLAH SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam kitab suci Al Qur.an :   

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. ( Q.S. Al Baqoroh : 261 )

 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.        ( Q.S. Ali Imron : 104 )

 Pada bagian penutup ini kami dari panitia pembangunan / renovasi  Masjid  “ Jami’ Baiturrahim” Desa Jatisaba Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga mengucapkan syukur kehadirat ALLAH SWT karena telah menggerakkan hati baik kepada panitia maupun kepada para donatur untuk selalu beramal melalui berbagai cara baik dengan harta, jiwa, maupun tenaga.Yang kesemuanya itu tidak lain kita harapkan akan menjadi penolong kita pada hari kebangkitan nanti, di mana matahari hanya berjarak begitu dekat dengan kepala kita, dimana pada hari itu  kita tidak lagi mampu bertegur sapa.

Kami panitia menyadari sepenuhnya begitu banyak kekeliruan yang mungkin terjadi dalam kegiatan pembangunan Masjid ini. Tanpa hidayah dan Ridho ALLAH SWT serta tanpa uluran tangan dan jalinan kerjasama dari para donatur tentu rencana pembangunan Masjid ini tidak akan terwujud. Untuk itu kami panitia pembangunan Masjid “Jami Baiturrahim” mengucapkan banyak terima kasih yang tak berhingga kepada para donatur yang telah ikhlas menyisihkan sebagian hartanya di jalan ALLAH untuk membantu rencana pembangunan Masjid ini.

Semoga ALLAH SWT meneguhkan Tauhid dan Aqidah kita, serta semoga ALLAH SWT selalu memberikan kemenangan atas para Mujahid . Mujahid yang berjuang di jalan ALLAH SWT baik dengan jiwa, harta maupun tenaganya. AMIN YA ROBBAL ‘ALAMIN.

Jazakumullah Khoiron Katsiro.

Ketua Panitia

Tarisun

Sekretaris Panitia

Arif Priyadi,SPt

Mengetahui,  

Camat Purbalingga          

Yani Sutrisno Udi N. S.Sos

Kepala Desa Jatisaba

Hj. Herawati  

Ketua Takmir Masjid  

Jami’ Baiturrahim

Masnui, SPd